Aku tiba-tiba terbangun di Uks. Hujan di luar masih saja lebat dan udara dingin memenuhi seluruh ruang Uks. Aroma minyak kayu putih tercium dari badanku. Saat aku mencoba bangun untuk duduk kepala ku sangat sakit, “Ah….” aku memegang kepalaku. Ku lihat ada anak pmr dan 2 murid lain yang sedang terkapar diatas kasur Uks.
“Permisi kak” sahutku kepada salah satu anggota pmr.
“Ya ada apa?” salah satu dari mereka menghampiri.
“kok saya bisa ada disini” tanyaku padanya.
Oh tadi kamu terpeleset di deket tangga dan pingsan, lalu kakak bawa kemari oleh beberapa murid di kelas dekat kamu terpeleset” Jawab dan penjelasannya.
Tidak mungkin. Setelah terjadi tadi aku yakin aku tidaklah pingsan. Seharusnya saat ini aku sedang berada dikelas. Tapi bajuku masih sama, basah sedikit akibat terpeleset saat hujan mulai deras-deras nya.
“Aaaaaa!!!!!” Suara menjerit salah satu murid yang terkapai diatas kasur Uks.
“Kenapa dia?” tanyaku pada anak pmr yang tadi menghampiriku.
“dia kesurupan, dan dia datang setelah kamu dibawa kesini” Jawabnya.
Pagi ini sangatlah aneh suasana sekolah ku. Aku merasakan aura yang berbeda. Terasa gelap dan mencekam pagi itu.
Tring…. !!! Tring…. !!!
Suara telepon dari hp ku berbunyi. Aku berusaha mencari dimana hp ku berada didalam nya. Tiba-tiba salah satu pmr memberikan tasku. Kulihat dia sama basahnya terkena air hujan. Langsung ku cari dimana keberadaan hp ku. Akhirnya ku temukan hp ku, dilihat dari nama penelpon nya ialah mbok Siti salah satu pembantu dirumah ku. Langsung ku angkat saja karena tidak biasanya pembantu dirumah menelpon ku.
“Assalamualaikum” Ucapku
“Waalaikumsalam, den… den Abraham! Neng Ais…. tiba-tiba berperilaku aneh dan kejang-kejang den! “Ucap mbok Siti”
“Yang bener mbok?” Aku mulai panik dan cemas.
“Iya den Abraham. Cepat kesini den. Karena nyonya tak dapat di hubungi dan tuan sedang dalam perjalanan menuju kesini” mbok Siti pun terdengar panik.
“Baik mbok, aku segera kesana” tanpa mengucap salam penutup aku langsung menutup telponnya.
Aku cepat-cepat bangun dari tempat tidur Uks. Aku sempat ditahan oleh para anak pmr karena kondisi ku. Namun aku memaksa untuk tetap pergi. Aku khawatir dengan adikku. Aku pergi keruang piket terlebih dahulu untuk meminta izin. Hujan saat itu masih saja lebat dan sudah ku putuskan untuk ku terobos saja.
Sampai diruang piket, aku langsung meminta izin. Aku diberikan kertas dan butuh tanda tangan wali kelas. Segera ku cari wali kelasku yang sedang mengajar di kelabu 10 ipa 2 di lantai bawah. Setelah ku dapatkan tanda tangan wali kelasku. Aku langsung bergegas menuju parkiran sekolah.
Duak!!!
Saat aku menuju parkiran aku bertabrakan dengan seseorang dan sebuah tas hitam terjatuh. Isi dari tas tersebut ikut tercecer dengan jatuhnya tas tersebut. Ku lihat benda yang tercecer ada keris, Jimat. Aku heran dengan isi tersebut. Lalu kulihat siapa yang kutabrak adalah si pria misterius tadi pagi dan kemarin memperhatikan rumahku. Dia pun memperhatikanku dengan tampang kaget.
“Ma…. maaf telah menabrak anda” Ucapku
Dia tidak menjawab dan hanya cepat-cepat. Cepat membereskan isi tas nya yang terjatuh yang ternyata miliknya. Lalu dia pergi ke arah yang berlawanan. Sebenernya aku ingin bertanya padanya tapi aku tak punya waktu karena aku harus cepat pulang karena keadaan adikku.
Ada apa dengan Ais?