Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?
(Renggang)
Tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang
Di esok hariTubuh yang berpatah hati
Bergantung pada gaji
Berlomba jadi asri
Mengais validasiDan aku pun terhadir
Seakan paling mahir
Menenangkan dirimu
Yang merasa terpinggirkan duniaTak pernah adil
Kita semua gagal
Angkat minumanmu
Bersedih bersama-samaSia-sia (Pada akhirnya)
Putus asa (Terekam pedih semua)
Masalahnya (Lebih dari yang)
SecukupnyaRekam gambar dirimu yang terabadikan bertahun
SilamPutra-putri sakit hati
Ayah-ibu sendiri
Komitmen lama mati
Hubungan yang menyepiWisata masa lalu
Kau hanya merindu
Mencari pelarian
Dari pengabdian yang terbakar sirnaMengapur berdebu
Kita semua gagal
Ambil s’dikit tisu
Bersedihlah secukupnyaSecukupnya (‘Kan masih ada)
Penggantinya (Belum waktunya kau bisa)
Menjawabnya (Ah-ah-ah-ah-ah)
Secukupnya
Semua yang sirna ‘kan kembali lagiSemua yang sirna ‘kan nanti berganti..
Hindia bertanya kepada para manusia yang mulai lelah dengan kehidupan dunia.
Tubuh lelah namun mereka tetap harus berangkat pagi pulang malam dikarenakan kebutuhan uang untuk bertahan hidup.
Hindia seolah-olah datang seakan2 hidupnya paling benar, dia mencoba menenangkan orang-orang yang mulai berputus asa seakan tidak berguna dan tak berati.
Kesedihan anak-anak yang ditinggal kerja kedua orang tua mereka.
Hindia juga berpesan dalam lagu ini untuk bersedih secukupnya dan lupakan semua beban yang ada. Untuk segala kesedihan jangan di pendem sendiri kamu cuma perlu berbagi kisah dan lupakan segala masalah yang ada.
